SEMARANG, Kabarjateng.id – Aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025 di Kota Semarang yang pada awalnya berlangsung damai, berakhir dengan kericuhan yang disesalkan berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi dari Universitas Islam Sultan Agung (Unissula).
Kericuhan tersebut dipicu oleh sekelompok orang tak dikenal yang mengenakan pakaian serba hitam dan menutupi wajah mereka dengan masker. Mereka bertindak secara provokatif dan melakukan perusakan, mengatasnamakan mahasiswa, yang mencederai semangat damai dari aksi tersebut.

Wakil Rektor III Unissula, M. Qomaruddin, Ph.D, menyampaikan keprihatinan dan kekecewaannya atas insiden tersebut. Menurutnya, aksi damai yang bertujuan menyuarakan kepentingan buruh telah tercoreng oleh perilaku oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Unisula sangat menyayangkan terjadinya tindakan anarkis di akhir peringatan May Day. Aksi menyampaikan pendapat adalah hak dalam demokrasi, namun harus dilakukan secara tertib dan tidak merugikan pihak lain,” ujar Qomaruddin.
Ia menambahkan bahwa Unissula selalu mendukung kebebasan berpendapat yang dilakukan dengan cara santun, beradab, dan sesuai hukum. Menurutnya, kerusuhan hanya akan memperburuk citra perjuangan buruh dan merugikan masyarakat luas.
Qomaruddin juga menyatakan bahwa mayoritas peserta aksi telah menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi.
Namun, tindakan segelintir oknum telah mengaburkan makna sejati dari peringatan Hari Buruh yang sejatinya ingin mengangkat isu keadilan dan kesejahteraan pekerja.
“Kami menolak segala bentuk kekerasan dalam aksi publik, apalagi jika dikaitkan dengan institusi pendidikan atau mahasiswa. Itu sangat tidak mencerminkan nilai-nilai akademik yang kami junjung,” tegasnya.
Pihaknya berharap, kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga ruang demokrasi tetap bersih dari tindakan provokatif yang justru menjauhkan dari tujuan utama perjuangan rakyat. (di)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.