BREBES, Kabarjateng.id – Perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia terus berlanjut dengan berbagai kegiatan meriah di berbagai daerah, termasuk di Desa Kalijurang, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes.
Salah satu kegiatan yang menarik perhatian masyarakat adalah karnaval yang digelar pada Sabtu, 17 Agustus 2024.

Karnaval dimulai pukul 13.00 WIB dengan start dari Lapangan Pejaten dan berakhir di pertigaan desa, disambut antusias oleh warga yang memenuhi rute sepanjang perjalanan.
Karnaval ini menampilkan pertunjukan yang spektakuler, dipenuhi kreativitas dari para peserta yang tidak hanya menarik untuk dilihat tetapi juga mengusung semangat nasionalisme, patriotisme, dan kebersamaan dalam keberagaman.
Para peserta mengenakan beragam kostum yang menarik, kreatif, dan unik sesuai tema yang diangkat. Keunikan tersebut menjadi daya tarik tersendiri, memikat perhatian ribuan warga yang tumpah ruah menyaksikan kemeriahan karnaval ini.
Kegiatan karnaval dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Kalijurang, Edi Riyanto, SH., yang menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh warga dan sekolah yang turut serta dalam karnaval tersebut.
Sebanyak 32 kelompok peserta dari berbagai pedukuhan dan institusi pendidikan, mulai dari KB, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs hingga masyarakat umum, ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
“Karnaval ini digelar sebagai bagian dari peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia sekaligus untuk memeriahkan momen bersejarah ini,” ujar Edi Riyanto.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya sekadar hiburan tetapi juga sebagai upaya untuk mempererat silaturahmi antarwarga. Selain itu, karnaval ini menjadi ajang untuk menumbuhkan cinta tanah air serta meningkatkan semangat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Dengan keanekaragaman yang ditampilkan oleh para peserta, kita jadikan karnaval ini sebagai momentum untuk merawat kebhinekaan dan membangkitkan semangat nasionalisme serta patriotisme,” tambahnya.
Kemeriahan karnaval semakin lengkap dengan berbagai penampilan, seperti marching band, tarian kolosal, batik karnival, peragaan busana adat nusantara, hingga atraksi pencak silat dari PSHT.
Namun, keceriaan penonton berubah menjadi haru ketika beberapa peserta mengangkat tema penjajahan dalam bentuk teatrikal yang menggambarkan kekejaman para penjajah dan perjuangan gigih para pahlawan yang rela mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa. (Wawan Bambang AK)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.