SEMARANG, Kabarjateng.id – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyerahkan 135 kambing dan 5 sapi yang dihimpun dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan anggaran APBD 2024 sebagai hewan kurban.
Ratusan hewan kurban tersebut akan didistribusikan ke masjid, musala, dan pondok pesantren di seluruh Kota Semarang, termasuk wilayah pinggiran.

Penyerahan simbolis dilakukan oleh Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita Gunaryanti Rahayu, kepada Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Semarang, Achmad Fuad, dan Camat Tembalang Agus Priharwanto di Balai Kota Semarang, Sabtu (15/6/2024).
“Tahun ini, saya ingin memberikan nuansa berbeda dari tahun sebelumnya. Biasanya, penyembelihan terpusat di Balai Kota Semarang, sehingga pembagiannya tidak merata. Kini, penyembelihan akan dilakukan di berbagai tempat, termasuk wilayah pinggiran,” ujar Mbak Ita.
Wilayah pinggir Semarang seperti Kecamatan Genuk, Banyumanik, dan Gunungpati akan menerima daging kurban tanpa harus mengambilnya di Balai Kota Semarang. Mbak Ita telah meminta jajarannya untuk mendata daerah-daerah yang selama ini kurang terjangkau dalam hal pembagian daging kurban.
“Kami pikir, hewan kurban dari OPD bisa dibagi secara merata. Beberapa masjid, musala, atau surau bahkan tidak melaksanakan penyembelihan hewan kurban sama sekali,” jelasnya.
Salat Idul Adha tahun ini rencananya akan digelar di Masjid Al Muttaqin Pengkol Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
“Biasanya, Salat Idul Adha dilaksanakan di Balai Kota. Kali ini, kami ingin mendekatkan diri kepada masyarakat dan membagikan sebagian kurban untuk masyarakat di sekitar sana,” imbuhnya.
Kelurahan Rowosari dipilih karena banyak anak-anak berkebutuhan khusus serta keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.
“Saya meminta OPD yang biasa memberikan sapi untuk menggantinya menjadi kambing. Satu sapi bisa diganti tujuh kambing untuk dibagikan ke wilayah-wilayah yang membutuhkan,” paparnya.
Dari OPD, terkumpul 119 ekor kambing dan satu sapi. Dari APBD, ada 16 kambing dan 4 sapi.
“Konsepnya gotong royong, sapi dibagikan ke masjid besar, sementara kambing dibagi ke 16 kecamatan, masjid, musala, dan surau hingga wilayah pinggiran sehingga pembagian bisa merata,” ungkap Mbak Ita.
Mbak Ita berharap langkah ini bisa memberikan manfaat dan masyarakat di Kota Semarang dapat merasakan daging kurban secara merata. Dia juga mengingatkan agar pembagian daging kurban meminimalisir penggunaan plastik.
“Minimalisir penggunaan plastik saat pembagian daging. Sebaiknya pakai daun seperti daun jati, daun pisang, atau ‘besek’,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Semarang, Achmad Fuad, mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Semarang dalam pembagian kurban merata kepada masyarakat di berbagai wilayah.
“Tahun lalu disembelih di Balai Kota dan dibagikan ke masyarakat sekitar. Sekarang dibagi ke wilayah-wilayah yang masyarakatnya kurang mampu,” kata Fuad.
Menurutnya, masjid dan musala yang dipilih adalah yang kurang mendapat hewan kurban. Wilayah-wilayah kurang mampu kali ini mendapatkan hewan kurban untuk dibagikan pada masyarakat.
“Ada masjid, musala, hingga pondok pesantren yang mendapatkan hewan kurban. Tempat-tempat yang banyak warga kurang mampu diakomodir,” terangnya. (day)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.