Menu

Mode Gelap
 

Headline · 15 Apr 2025 19:40 WIB · Waktu Baca

Wali Kota Semarang Paparkan Strategi Percepatan Penanganan Stunting


					Wali Kota Semarang Paparkan Strategi Percepatan Penanganan Stunting Perbesar

SEMARANG, Kabarjateng.id – Pemerintah Kota Semarang menegaskan komitmen kuatnya dalam mempercepat penurunan angka stunting melalui kerja sama lintas sektor dan penguatan budaya sadar gizi di masyarakat.

Hal ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Semarang, Agustina, saat menjadi pembicara dalam talkshow bertajuk “Inovasi untuk Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting” yang digelar di Hotel Gets Semarang, Selasa (15/4).

Dalam sesi tersebut, Agustina menyampaikan bahwa angka prevalensi stunting di Semarang sempat mengalami peningkatan dari 1,04% pada Januari menjadi 2,75% pada Februari 2025, dengan jumlah kasus mencapai 2.194 anak.

Namun demikian, ia juga menyoroti bahwa secara umum, tren stunting di Semarang terus menunjukkan penurunan yang signifikan dari 29,7% pada 2019 menjadi 10,4% pada tahun 2023.

“Masalah stunting bukan hanya tentang asupan gizi, tetapi berkaitan langsung dengan masa depan generasi muda. Oleh karena itu, penyelesaiannya tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja. Kita memerlukan keterlibatan semua pihak serta perubahan budaya dalam membina anak sejak dari kandungan,” tegas Agustina.

Ia menambahkan bahwa penanganan stunting menjadi aspek fundamental dalam menjamin tumbuh kembang anak.

“Isu ini sangat krusial, karena menentukan apakah seorang anak bisa tumbuh optimal, sehat, dan produktif di masa depan. Jika fondasi fisik dan psikologisnya tidak terbentuk sejak dini, maka akan mempengaruhi kualitas hidupnya dalam jangka panjang,” jelasnya.

Agustina juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2025, Pemkot Semarang tengah menyusun regulasi dalam bentuk Peraturan Wali Kota serta melakukan pembaruan Surat Keputusan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) sebagai bagian dari upaya memperkuat kelembagaan dan sistem kerja.

“Walaupun berbagai langkah sudah dilakukan, kasus stunting masih ada. Ini menandakan bahwa upaya kita belum boleh berhenti. Pencegahan stunting harus menjadi budaya yang melekat di masyarakat, bukan hanya sebatas kegiatan formal. Untuk itu, kita butuh sinergi antara tokoh masyarakat, dunia usaha, hingga peran keluarga,” tambahnya.

Pemkot Semarang sendiri telah meluncurkan beragam inovasi untuk mendukung penurunan stunting, seperti program TUGU MUDA, SANPIISAN, Pelangi Nusantara, Daycare Rumah Pelita, DASHAT, dan pemanfaatan platform digital Web Siaga Stunting.

Semua program ini dikerjakan secara kolaboratif dengan berbagai pihak, termasuk CSR dari Tanoto Foundation.

Talkshow ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk fasilitator provinsi SKPP, perwakilan Bappeda Jawa Tengah, serta narasumber dari kabupaten/kota lain yang juga aktif dalam upaya penanggulangan stunting.

Tanoto Foundation sebagai mitra strategis turut terlibat dalam sejumlah kegiatan seperti program Rumah Anak SIGAP, pelatihan Praktik Makanan Bayi dan Anak (PMBA), penyusunan strategi komunikasi perubahan perilaku, serta kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting. (day)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Warga Malang Ditangkap Polres Demak Terkait Pemalsuan Sertifikat Tanah

16 April 2025 - 14:58 WIB

Gubernur Jateng Dorong Sinkronisasi Proses Rekrutmen dan Pemberangkatan Pekerja Migran

15 April 2025 - 19:58 WIB

Polisi Telusuri Sumber Penyebab Keracunan Massal di Klaten

15 April 2025 - 19:50 WIB

Warga Dikejutkan Penemuan Mayat Pria di Parit Dekat Pasar Lanang Ambarawa

15 April 2025 - 16:39 WIB

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Pencabulan di Wilayah Demak

15 April 2025 - 13:51 WIB

Trending di Daerah