KARANGANYAR, Kabarjateng.id – Pj Gubernur Jateng, Nana Sudjana, mendampingi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meninjau realisasi bantuan pompa air di Desa Kredawahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Rabu (19/6/2024).
Berdasarkan data Kementerian Pertanian RI, luas sawah tadah hujan di Jawa Tengah sekitar 267.691 hektare. Produksi gabah kering giling (GKG) mencapai 9.886.140 ton, dengan penyediaan beras sebesar 5.788.814 ton. Kebutuhan beras di Jawa Tengah sebesar 4.060.888 ton, sehingga ada surplus beras sebanyak 1.750.211 ton.

Sebaran bantuan pompa air di seluruh Jawa Tengah selama 2019-2024 mencapai 7.770 unit, sementara jumlah bantuan irigasi perpompaan sebanyak 894 unit tersebar di 31 kabupaten/kota. Bantuan pompa tersebut berhasil meningkatkan produktivitas petani sebesar 47,57 ton.
Di Kabupaten Karanganyar, luas sawah tadah hujan mencapai 2.320 hektare dengan produksi GKG sebesar 251.816 ton. Alokasi bantuan pompa air di kabupaten ini sebanyak 61 unit dan irigasi perpompaan sebanyak 23 unit. Bantuan ini berkontribusi dalam peningkatan produksi sebesar 11.600 ton, dari 251.816 ton menjadi 263.416 ton, atau naik 4,61 persen.
Presiden Jokowi menyatakan, program pompanisasi ini tidak hanya diterapkan di Jawa Tengah, tetapi juga di seluruh provinsi yang diperkirakan akan mengalami kekeringan panjang pada Juli-Oktober. Contohnya, di Jawa Tengah yang memiliki target produksi padi sebesar 9,8 juta ton.
“Dengan pompanisasi, kita ingin ada tambahan 1,3 juta ton. Pompa sudah didatangkan dan diterima oleh Pj Gubernur Jateng di Kodam. Kita harapkan kekeringan panjang yang diperkirakan BMKG bisa ditanggulangi dengan pengolahan air seperti ini,” kata Jokowi saat meninjau bantuan pompa air di Karanganyar.
Jokowi menambahkan bahwa pompanisasi tersebut mengolah air dari sungai dan air tanah untuk dialirkan ke sawah, baik secara langsung maupun melalui irigasi teknis. Selain itu, hujan buatan juga akan dimaksimalkan pada akhir musim hujan.
Anggota Kelompok Tani Sumber Waras 4 Kabupaten Karanganyar, Mulyadi, mengatakan bahwa selama puluhan tahun, petani di Desa Kredawahono mengandalkan hujan untuk menanam padi.
“Untuk pertanian mengandalkan hujan, kadang minta daerah lain. Kesulitan air sudah sekitar 20 tahun lebih. Baru kali ini dapat bantuan pompa air,” ujarnya.
Mulyadi berterima kasih atas bantuan pompa air dari pemerintah yang dapat meningkatkan produktivitas petani.
“Setelah dapat bantuan, panennya lebih baik dari sebelumnya. Biasanya setahun tiga kali panen dengan rata-rata 1 hektare menghasilkan padi 1 ton,” katanya.
Sementara itu, Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan bahwa Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi penyangga kebutuhan pangan nasional. Bantuan pompa air dan alsintan yang diberikan kepada kelompok tani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas petani. Pada 2023, produktivitas di Jawa Tengah mencapai 9,08 juta ton GKG atau setara 5,22 ton beras.
“Kalau proses ini berhasil, maka akan ada tambahan sekitar 1,2 juta sampai 1,5 juta ton,” katanya beberapa waktu lalu. (Humas Jateng / Kabarjateng.id)
3 Komentar