SEMARANG, Kabarjateng.id – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi kembali menunjukkan kedekatannya dengan kelompok difabel. Dalam setiap kesempatan, ia selalu berupaya hadir di tengah mereka, tidak hanya sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai sosok yang memahami dan peduli.
Hal itu tampak jelas ketika Gubernur Ahmad Luthfi menikmati semangkuk soto bersama anak-anak difabel Kota Semarang di Warung Soto Pak Wito Cabang Kariadi, Selasa (28/10/2025). Suasana hangat dan penuh keakraban tercipta sejak awal pertemuan.

Gubernur terlihat begitu santai berbincang, bercanda, bahkan larut dalam momen penuh haru ketika para anak difabel menampilkan puisi dan lagu.
Beberapa kali ia terlihat memeluk dan mengelus kepala anak-anak yang duduk di dekatnya, memperlihatkan kasih sayang tulus tanpa jarak.
“Saya ini Bapaknya Difabel Jawa Tengah. Di mana pun saya berada, kalau ada teman-teman difabel, pasti saya sempatkan untuk bertemu. Saya sendiri punya anak difabel, sejak kecil selalu dekat dengan saya, dan saya tidak pernah merasa malu atau canggung,” tutur Ahmad Luthfi dengan nada penuh kehangatan.
Menurutnya, kelompok difabel bukan sekadar objek kebijakan, melainkan bagian penting dari masyarakat yang memiliki hak, potensi, dan kesempatan yang sama.
Karena itu, Pemprov Jateng terus memperjuangkan kesetaraan bagi penyandang disabilitas melalui berbagai program nyata yang melibatkan dinas sosial, kementerian, dan masyarakat luas.
“Mereka punya kebahagiaan dan semangat luar biasa di tengah keterbatasan. Pemerintah harus hadir memastikan mereka punya akses terhadap pekerjaan, pelatihan, serta dukungan UMKM agar bisa mandiri dan berdaya,” tegasnya.
Berdasarkan data, jumlah penyandang disabilitas di Jawa Tengah mencapai 117.404 orang atau sekitar 0,003 persen dari total penduduk.
Pemprov Jateng di bawah kepemimpinan Ahmad Luthfi terus berkomitmen mewujudkan Jawa Tengah sebagai provinsi inklusif yang ramah difabel.
Berbagai langkah telah dilakukan, mulai dari pemenuhan kebutuhan dasar, akses pendidikan, hingga penyediaan fasilitas publik yang ramah difabel.
Selain itu, konsep “Kecamatan Berdaya” juga dikembangkan untuk memaksimalkan potensi kelompok masyarakat, termasuk difabel, perempuan, pemuda, dan lansia.
“Melalui Kecamatan Berdaya, kita ingin setiap kelompok masyarakat mendapat perlindungan dan dukungan, termasuk bagi difabel yang juga memperoleh bantuan hukum di dalamnya,” jelasnya.
Tak hanya itu, Pemprov Jateng juga terus mendorong perusahaan daerah, BUMN, dan swasta untuk membuka peluang kerja bagi penyandang disabilitas.
“Kita dorong agar minimal 2 persen tenaga kerja di BUMD dan BUMN berasal dari kelompok difabel, serta 1 persen di perusahaan swasta. Program ini sudah berjalan di Jawa Tengah,” ungkap Gubernur.
Acara makan soto bersama tersebut merupakan inisiatif dari pemilik Warung Soto Pak Wito sebagai bentuk syukur atas satu tahun berdirinya cabang Kariadi.
Dalam kesempatan itu, sang pemilik juga berkomitmen menjadi sahabat bagi komunitas difabel.
“Mulai hari ini saya berjanji akan menjadi sahabat difabel. Tidak hanya hari ini, tetapi selamanya saya akan mendukung mereka,” ucap Pak Wito dengan penuh semangat.
Melalui kegiatan sederhana itu, Gubernur Ahmad Luthfi kembali menunjukkan bahwa kepedulian tidak selalu diwujudkan dalam acara besar.
Satu mangkuk soto dan senyum tulus bersama anak-anak difabel pun dapat menjadi bentuk nyata kebahagiaan yang dibagi bersama. (rs)
 
		
 
		 
		 
					
 
                
                
                 
                 
                 
                 
                




 
		 
 
			 
 
			 
 
			 
 
			 
 
			

Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.