SEMARANG, Kabarjateng.id – Sebanyak 50 personel Dewan Pimpinan Pusat Paguyuban Petani Koro Pedang Indonesia (DPP PPKPI) resmi dideklarasikan dan dikukuhkan oleh Letjen (Purn) H. Bibit Waluyo selaku Ketua Dewan Pembina.
Acara pengukuhan ini diselenggarakan di Aula Perpustakaan Masjid Agung Jawa Tengah pada Sabtu (27/7/2024) dan turut dimeriahkan dengan talkshow, pameran produk berbahan koro pedang, tanam dan panen raya, serta berbagai lomba.

Selain pengurus DPP, turut pula dikukuhkan 4 Dewan Pimpinan Wilayah dari Jawa Tengah, Maluku, Lampung, dan Jawa Timur, serta 10 Dewan Pimpinan Daerah (DPD). Para personel yang dikukuhkan tampak kompak mengenakan seragam batik dengan motif koro pedang berwarna hitam dan kuning.
Pengurus PPKPI terdiri dari sejumlah ahli, di antaranya Prof Noor Achmad, Prof Rohmat Pambudi, Prof Mudzakir Ali, Prof Suprihati Winarto, Prof Mahmutarom, Dr Rosi Prabowo, Dr Agus Somamihardja, Dr Nor Hadi, Dr (Hc) Joko Susanto, dan Apt Emy Susanti.
Ketua Umum DPP PPKPI, Mayor TNI (Purn) H. Sukadi Wibisono, melalui Wakil Ketua I, Nor Hadi, menjelaskan bahwa substitusi kedelai di Indonesia sangat penting mengingat 80 persen kedelai masih diimpor.
Kacang koro memiliki karakteristik yang bisa menggantikan kedelai, dan bisa digunakan untuk membuat tahu, tempe, brownies, serta produk farmasi dengan lebih dari 10 manfaat.
“Saya ambil contoh di salah satu pabrik kacang di Jawa Tengah, kebutuhan koro pedang sangat besar, satu minggu 30 ton. Bahan baku diambil dari Australia, padahal tanah, cuaca, dan iklim di Indonesia sangat cocok untuk produk koro.
Jadi sangat perlu ada lembaga atau asosiasi agar petani bisa menerima dan menanam produk koro di Indonesia,” kata Nor Hadi di sela-sela acara pengukuhan.
Lebih lanjut, Nor Hadi menyatakan bahwa pembentukan PPKPI bertujuan untuk membantu petani memperoleh bibit, memecahkan masalah pemasaran, dan memberikan perlindungan harga.
“Jangan sampai seperti porang yang saat panen tidak ada yang membeli. Kehadiran PPKPI akan bersinergi dengan perusahaan dan pemerintah untuk melindungi petani, mulai dari mencari bibit hingga penjualannya,” jelasnya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah, Letjen (Purn) H. Bibit Waluyo, meminta pemerintah untuk peduli pada petani dan membeli produk koro pedang. Pihaknya bersama PPKPI akan bertanggung jawab jika petani serius menanam.
Ia menyarankan petani untuk mencoba menanam koro pedang, dan jika berhasil, dapat menanam di lahan yang lebih luas. Dengan begitu, Jateng bisa menjadi daerah percontohan penghasil koro pedang.
Dalam acara tersebut, media juga diajak menyaksikan tanam raya di Lapas Terbuka Kendal dan panen raya di Masjid Agung Jawa Tengah. Acara ini didukung oleh Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Paguyuban Petani Koro Pedang Indonesia (PPKPI), dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Terbuka Klas IIB Kendal.
“Kemarin (Jumat) kami di Lapas Terbuka Kendal melihat sendiri tanam koro pedang di atas lahan percobaan seluas 2 hektare,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Baznas RI, Prof Noor Achmad, dalam arahannya, menyatakan bahwa rencana bisnis PPKPI cukup bagus dan menjanjikan, melibatkan banyak masyarakat, dan multifungsi.
Ia berharap program ini dapat bermanfaat bagi ketahanan pangan masyarakat dan tidak merugikan petani. (di)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.