BATANG, Kabarjateng.id – Cuaca ekstrem kembali melanda wilayah Kabupaten Batang. Sabtu (28/6/2025) sore sekitar pukul 17.00 WIB, hujan lebat disertai angin puting beliung menerjang kawasan Dukuh Ringinsari, Desa Surodadi, Kecamatan Gringsing.
Akibat kejadian tersebut, sebanyak 11 rumah warga dilaporkan mengalami kerusakan, sebagian besar di bagian atap.

Angin kencang datang secara tiba-tiba dan berlangsung sekitar 30 hingga 40 detik. Dalam waktu singkat, atap rumah beterbangan, jaringan listrik rusak, dan beberapa pohon tumbang menimpa fasilitas umum.
Babinsa Desa Surodadi, Peltu Zaeni dari Koramil 03/Gringsing, Kodim 0736/Batang langsung menuju lokasi setelah menerima laporan dari warga.
Ia mengatakan bahwa dampak dari bencana ini cukup signifikan meskipun tidak ada korban jiwa.
“Angin datang sangat cepat dan menyebabkan atap rumah berterbangan. Sebanyak 11 rumah terdampak, selain itu ada tiang listrik yang roboh karena tertimpa pohon, sehingga pasokan listrik ke desa terputus,” jelas Peltu Zaeni saat berada di lokasi.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat cuaca belakangan ini sangat tidak menentu.
“Jika ada pohon besar atau ranting yang berpotensi membahayakan saat angin kencang, sebaiknya segera ditebang untuk menghindari risiko lebih besar,” tambahnya.
Kerusakan paling parah terjadi pada atap rumah yang menggunakan bahan ringan seperti asbes dan kanopi. Selain rumah tinggal, sejumlah warung milik warga juga mengalami kerusakan cukup berat.
Sementara itu, Kepala Desa Surodadi, Muhlisin, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan terhadap rumah warga yang terdampak dan mengambil langkah darurat.
“Kami berkoordinasi dengan Polsek dan Koramil Gringsing untuk membantu evakuasi serta perbaikan ringan. Puing-puing yang berpotensi membahayakan juga kami bersihkan secara bertahap,” ujarnya.
Menurutnya, bantuan dari pemerintah daerah sangat diharapkan, terutama untuk mempercepat proses perbaikan rumah dan pemulihan infrastruktur listrik yang rusak.
Muhlisin juga mengingatkan warga agar tetap tenang namun waspada terhadap cuaca buruk yang bisa datang sewaktu-waktu.
Hingga Minggu pagi, 29 Juni 2025, proses pembersihan dan perbaikan ringan masih terus dilakukan secara gotong royong oleh warga setempat, aparat desa, dan petugas dari TNI-Polri. (ris)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.