SEMARANG, Kabarjateng.id — Inovasi dari anak muda Semarang kembali mendapat pengakuan nasional. Spartav, sebuah platform digital berbasis pemberdayaan masyarakat dalam bidang periklanan, berhasil masuk dalam 42 besar program inkubasi bisnis Jagoan Indonesia 2025.
Program ini merupakan bagian dari rangkaian acara Semarak Muda 2025 yang digagas oleh Bappeda Kota Semarang bersama sejumlah mitra strategis nasional.

Spartav, yang merupakan singkatan dari Smart Partnership Advertising Virtual, dikembangkan sebagai solusi periklanan digital yang melibatkan peran aktif masyarakat.
Aplikasi ini mempertemukan pelaku UMKM dengan pengguna media sosial skala kecil, atau yang dikenal sebagai ultra-nano influencer—yakni individu dengan pengikut kurang dari 1.000 orang.
“Spartav kami rancang agar siapa saja bisa berpartisipasi dalam promosi UMKM dengan cara yang sederhana, terjangkau, dan berbasis komunitas,” ujar Yanuar Aris Budiharto, pendiri Spartav, pada Sabtu (2/8/2025).
Yanuar menuturkan bahwa Spartav muncul sebagai respons atas dua persoalan besar: keterbatasan lapangan kerja dan rendahnya kapasitas digital UMKM.
Dengan memberdayakan warga biasa sebagai penyampai pesan promosi, Spartav berusaha menciptakan perubahan dari konsumsi pasif menuju distribusi aktif di ranah digital.
Melalui antarmuka yang ramah pengguna, pelaku usaha bisa mengunggah produk mereka, menjadwalkan kampanye promosi, memilih kanal distribusi seperti WhatsApp, Instagram, atau TikTok, serta memantau jangkauan kontennya secara langsung.
“Yang kami bangun bukan sekadar aplikasi, tapi ekosistem kolaboratif berbasis digital,” tambahnya. Yanuar, lulusan FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang, juga merupakan CEO Eventrue, sebuah agensi branding asal Semarang.
Spartav saat ini telah bermitra dengan berbagai organisasi, termasuk koperasi desa, pesantren, jaringan alumni pendidikan vokasi, dan komunitas pemuda.
Jaringan “pasukan iklan” mereka terus berkembang dan ditargetkan akan memberdayakan ratusan ribu orang sekaligus meningkatkan visibilitas ribuan UMKM hingga akhir 2025.
Dari total 294 tim yang mendaftar, Spartav terpilih sebagai salah satu dari 42 finalis yang berhak mengikuti inkubasi selama tiga bulan.
Tahapan ini meliputi pelatihan intensif, mentoring, dan sesi pitching di depan calon investor serta stakeholder nasional.
Program ini turut melibatkan sejumlah mentor berpengalaman, seperti Dias Satria (Jagoan Indonesia), Pukka Simbolon (Capcapung), Danar Indra (Carabicara), Hari Obbie (Kamu Juga Bisa), dan Arif Bawono (Let’s Play Indonesia).
Bagi Yanuar dan tim Spartav, pencapaian ini menjadi langkah awal menuju pencapaian yang lebih besar.
“Kami bersyukur atas dukungan dari Bappeda Kota Semarang yang telah memberikan ruang bagi inovasi anak muda. Spartav bukan hanya aplikasi, tapi cerminan upaya membangun ekosistem digital yang inklusif dan berkeadilan dari tingkat lokal ke nasional,” tutupnya. (ris)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.