Menu

Mode Gelap
 

Headline · 11 Sep 2024 06:18 WIB · Waktu Baca

Wali Kota Semarang Hidupkan Kembali Program Anti-Bullying “Rumah Duta Revolusi Mental”


					Wali Kota Semarang Hidupkan Kembali Program Anti-Bullying “Rumah Duta Revolusi Mental” Perbesar

SEMARANG, Kabarjateng.id – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, atau yang akrab disapa Mbak Ita, mengambil langkah serius dalam menangani kasus perundungan (bullying) yang belakangan ini viral di media sosial.

Kasus perundungan atau bullying ini melibatkan anak-anak sekolah di Semarang dan telah memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, Mbak Ita segera menginstruksikan jajarannya untuk memperkuat langkah-langkah pencegahan, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

Salah satu langkah yang diambil adalah menghidupkan kembali program “Rumah Duta Revolusi Mental” (RDRM).

Program ini, yang dulunya aktif sebelum pandemi COVID-19, bertujuan untuk memberikan edukasi serta sosialisasi mengenai bahaya perundungan.

Mbak Ita meminta agar kegiatan sosialisasi seperti ini diadakan kembali di ruang-ruang publik seperti Simpang Lima dan acara Car Free Day.

Harapannya, dengan lokasi yang strategis, informasi mengenai bahaya perundungan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat.

“Saya sudah minta kepada Dinas Pendidikan untuk mengaktifkan lagi program Rumah Duta Revolusi Mental, termasuk kerja sama dengan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak. Sosialisasi terkait perundungan harus kembali digalakkan,” ujar Mbak Ita pada Selasa (10/9/2024).

Selain itu, Mbak Ita menekankan pentingnya kolaborasi antara orang tua, anak, guru, serta instansi terkait seperti Dinas Pendidikan dan DP3A untuk mengatasi masalah ini.

Peran Guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah, serta RT/RW di lingkungan masyarakat, juga dianggap sangat penting dalam melaporkan dan menangani kasus perundungan.

Pemkot Semarang telah menyediakan hotline khusus untuk menerima laporan perundungan dengan kerahasiaan yang dijamin.

Mbak Ita juga menyoroti pengaruh negatif gadget terhadap perilaku anak-anak, mengingat paparan konten digital yang tidak sehat bisa memicu terjadinya perundungan.

Oleh karena itu, ia mengimbau para orang tua agar lebih bijak dalam mengawasi penggunaan gadget anak-anak mereka.

Kasus-kasus perundungan yang baru-baru ini terjadi, termasuk yang melibatkan siswa SD dan SMP di Tembalang serta siswa SMA di Pekunden, telah mendorong Pemkot Semarang untuk mengambil tindakan cepat.

Harapannya, langkah-langkah ini dapat menekan angka perundungan di Kota Semarang. (day)

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Kurang dari Sehari, Pelaku Pembuangan Bayi di Jepara Berhasil Ditangkap

19 April 2025 - 09:05 WIB

Pendaki Asal Bekasi Alami Kambuh Asam Lambung, Dievakuasi Tim SAR Gabungan di Gunung Sindoro

18 April 2025 - 09:19 WIB

Wali Kota Semarang Dorong Sekolah Swasta Segera Serahkan Ijazah Siswa yang Masih Tertahan

18 April 2025 - 08:55 WIB

Save Journalist! Aksi Kamisan Semarang Serukan Perlawanan terhadap Kekerasan Pers

18 April 2025 - 08:47 WIB

Ahmad Luthfi dan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Sepakat Selesaikan Masalah Tanah Tak Bertuan

18 April 2025 - 08:22 WIB

Trending di Headline