Menu

Mode Gelap
 

Headline · 11 Jun 2024 21:25 WIB · Waktu Baca

Wali Kota Semarang Dukung Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu


					Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu memimpin panen pepaya Hawai dan California di Kebun Pepaya Kelompok Tani Muda Mandiri Kandri, Kecamatan Gunungpati, Selasa (11/6/2024). Perbesar

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu memimpin panen pepaya Hawai dan California di Kebun Pepaya Kelompok Tani Muda Mandiri Kandri, Kecamatan Gunungpati, Selasa (11/6/2024).

SEMARANG, Kabarjateng.id – Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengajak para petani untuk menerapkan sistem integrasi dan pertanian terpadu seperti yang dijalankan oleh Kelompok Tani Muda Mandiri Kandri di Gunungpati.

Perempuan yang akrab disapa Mbak Ita ini mengaku kagum dengan kemandirian kelompok tani tersebut, yang mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan pupuk mereka.

“Di sini semuanya terintegrasi dalam pertanian terpadu. Ada peternakan sapi dan kambing yang kotoran dan urinnya dimanfaatkan untuk pupuk pertanian,” ujar Mbak Ita usai memimpin panen pepaya Hawai dan California di Kebun Pepaya Kelompok Tani Muda Mandiri Kandri, Kecamatan Gunungpati, Selasa (11/6/2024).

Di lahan seluas 3 hektare, Kelompok Tani Muda Mandiri berhasil menanam dan membudidayakan tiga jenis pepaya, yaitu pepaya Hawai, pepaya California, dan pepaya Thailand. Sistem pertanian yang diterapkan sangat terintegrasi dan terpadu, dengan penggunaan pupuk dan pestisida organik yang berasal dari kotoran ternak dan sisa pakan ternak.

Lebih lanjut, Mbak Ita menjelaskan bahwa pepaya yang ditanam menggunakan konsep tumpang sari dengan sayur-sayuran. Berbeda dengan metode tumpang sari konvensional, di sini digunakan pembatas plastik untuk mencegah persaingan nutrisi antara tanaman pepaya dan sayuran.

Dalam hal distribusi hasil panen, para petani sudah memiliki pasar tersendiri dengan offtaker atau pemasok kebutuhan dan suplier besar untuk memasarkan pepaya hasil panen mereka.

“Yang luar biasa lagi, penghasilan petani untuk lahan 1 hektare yang ditanami pepaya dan tanaman lain mencapai Rp 450 juta selama tiga tahun usia pohon pepaya. Apalagi offtaker-nya sudah jelas,” paparnya.

Anggota Kelompok Tani Muda Mandiri Kandri Gunungpati, Mujiono, menyebutkan bahwa lahan yang dikelola kelompoknya mencapai 3 hektare dengan tiga jenis pepaya yang ditanam, yaitu pepaya Hawai, California, dan Thailand. Mujiono menekankan bahwa seluruh proses, termasuk pestisida, dilakukan secara organik dan mandiri.

Mujiono juga menyatakan bahwa mereka sudah memiliki suplier tersendiri, bahkan harga pepaya mereka berada di atas rata-rata pasar. Konsep perkebunan organik ini menjadi nilai tambah dalam pemasaran hasil panen pepaya.

Menurutnya, kelebihan pepaya organik adalah rasanya yang lebih manis, lebih tahan lama, dan tentunya lebih baik untuk kesehatan.

“Dengan kedatangan Bu Wali ke sini, harapannya agar dapat dicontoh oleh petani-petani lain,” kata Mujiono. (day)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Wagub Jateng Sebut Dekranasda Sebagai Organisasi Strategis untuk Mendorong UMKM Naik Kelas

20 April 2025 - 19:55 WIB

Dandim 0713 Brebes Tinjau Lokasi Tanah Bergerak di Desa Mendala Sirampog

20 April 2025 - 19:33 WIB

Program Makanan Bergizi Gratis di Semarang Disorot, Disdik Klarifikasi Soal Salak Busuk

20 April 2025 - 18:45 WIB

Kurang dari Sehari, Pelaku Pembuangan Bayi di Jepara Berhasil Ditangkap

19 April 2025 - 09:05 WIB

Pendaki Asal Bekasi Alami Kambuh Asam Lambung, Dievakuasi Tim SAR Gabungan di Gunung Sindoro

18 April 2025 - 09:19 WIB

Trending di Daerah