SEMARANG, Kabarjateng.id – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, menghadiri panen perdana budidaya maggot di Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, pada Sabtu (13/9/2025).
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari Program Gumregah (Gerakan Terpadu Masyarakat Mengelola Sampah) yang digagas Pemerintah Kota Semarang sebagai upaya serius mengatasi persoalan sampah organik.

Dalam sambutannya, Agustina mengapresiasi langkah kreatif warga Jabungan yang berhasil menghadirkan terobosan nyata dalam pengelolaan sampah.
“Lebih dari 60 persen sampah di TPA Jatibarang merupakan limbah organik. Kehadiran program seperti ini tentu sangat penting karena mampu memberikan solusi konkret bagi masalah lingkungan kota kita,” ujarnya.
Program budidaya maggot di Jabungan mulai berjalan sejak awal Agustus 2025 dan menunjukkan hasil menggembirakan.
Dalam kurun kurang dari dua bulan, lokasi budidaya mampu menghasilkan sekitar 100 kilogram maggot per hari. Selain itu, kegiatan ini juga berhasil mengurangi timbunan sampah organik hingga 1–2 ton setiap harinya.
Tidak hanya fokus pada pengelolaan sampah, program Gumregah juga menekankan aspek pemberdayaan masyarakat.
Hasil panen maggot dimanfaatkan sebagai pakan bergizi untuk ayam, lele, maupun bebek, serta menghasilkan pupuk organik (kasgot) yang bermanfaat bagi petani lokal, khususnya untuk tanaman cabai, kangkung, dan tomat. Seluruh kegiatan dilakukan di lahan “Banyumanik Berdaya” dengan pengelolaan langsung oleh warga setempat.
Agustina menambahkan, pada tahun 2026 mendatang akan dilakukan uji coba integrasi antara usaha budidaya maggot dengan peternakan.
“Jika usaha rumah maggot dikombinasikan dengan ternak ayam, bebek, atau lele, tentu akan memberi nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi,” jelasnya.
Ia berharap keberhasilan warga Jabungan dapat menjadi inspirasi bagi kelurahan lain di Kota Semarang.
Menurutnya, program ini selaras dengan visi Semarang Bersih yang membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.
“Dari sesuatu yang awalnya dianggap masalah, kini bisa berubah menjadi peluang bernilai ekonomi, sosial, sekaligus ramah lingkungan. Inilah wujud nyata ekonomi sirkular, bagaimana sampah kembali diputar menjadi sumber daya yang bermanfaat,” pungkasnya. (day)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.