SEMARANG, Kabarjateng.id – Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang, Suwarto, memberikan penjelasan terkait beredarnya video viral aksi pengecoran Jalan Suratmo yang dilakukan oleh Relawan Gabungan Semarang.
Ia menegaskan, pihaknya tidak menutup mata terhadap kerusakan jalan tersebut dan telah mengambil langkah konkret untuk penanganannya.

Suwarto mengungkapkan, hasil pemeriksaan tim DPU menunjukkan bahwa kerusakan jalan terjadi akibat aktivitas kendaraan berat milik PT Praba.
Perusahaan tersebut diketahui memiliki izin penambangan batu padas di wilayah Kali Pancur.
“Setelah kami cek ke lapangan, penyebab utama kerusakan berasal dari kendaraan over dimensi dan over load (ODOL) milik PT Praba,” ujarnya pada Minggu (5/10).
Sebagai bentuk tanggung jawab, PT Praba telah dipanggil dan menyatakan kesediaannya untuk memperbaiki ruas jalan yang rusak.
Pekerjaan perbaikan dijadwalkan dimulai pekan ini. DPU juga akan menurunkan alat berat untuk melakukan proses cutting serta pembongkaran lapisan bawah jalan yang dinilai sudah tidak layak.
“Permasalahan utamanya ada pada lapisan bawah jalan. Nantinya, lapisan tersebut akan diganti menggunakan material yang lebih keras, seperti campuran LPA dengan semen atau AC base. Setelah itu baru dilapisi ulang dengan aspal di bagian atas,” jelas Suwarto.
Ia menegaskan bahwa Jalan Suratmo bukan merupakan jalan kelas berat yang diperuntukkan bagi kendaraan besar.
Karena itu, DPU telah memberikan surat peringatan kepada PT Praba dan meminta mereka membuat pernyataan kesanggupan untuk memperbaiki kerusakan sesuai ketentuan.
Terkait aksi pengecoran oleh para relawan, Suwarto mengapresiasi kepedulian masyarakat.
Namun, ia mengingatkan bahwa langkah tersebut tidak menyelesaikan akar masalah.
“Kalau hanya menambal bagian atasnya saja tanpa mengganti struktur bawah yang bermasalah, kerusakan akan muncul lagi dalam waktu singkat. Tanah di bawahnya labil,” tegasnya.
Selain Jalan Suratmo, DPU juga telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah ruas jalan lain yang mengalami kerusakan di Kota Semarang, seperti kawasan Bubakan dan Kota Lama.
Kerusakan di wilayah tersebut umumnya disebabkan oleh genangan air serta pergerakan tanah.
“Semua ruas jalan akan kami tangani secara bertahap, dengan mempertimbangkan tingkat kerusakan dan prioritas lapangan,” pungkasnya. (day)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.