BATANG, Kabarjateng.id – Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Batang secara rutin menyuplai ribuan kantong darah untuk memenuhi kebutuhan di empat kabupaten/kota tetangga: Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kendal, dan Kota Pekalongan. Ketersediaan stok darah ini dipastikan oleh sekitar 20 pendonor rutin setiap harinya.
Petugas UTD PMI Batang, Ahmad, menjelaskan bahwa selain empat wilayah tersebut, ribuan kantong darah juga didistribusikan ke tiga rumah sakit di Batang.

“Alhamdulillah, setiap hari ada 20 pendonor, sehingga setiap bulannya kebutuhan ribuan kantong darah di RSUD Batang, Limpung, dan RS QIM dapat terpenuhi,” ujarnya di UTD PMI Kabupaten Batang, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Ahmad menjelaskan bahwa hampir seluruh golongan darah didistribusikan ke sejumlah rumah sakit maupun UTD PMI di wilayah lain. Namun, jenis trombosit sering kali mengalami kekurangan stok karena daya tahannya hanya lima hari. Untuk mengatasi hal ini, kebutuhan trombosit dipenuhi setiap hari dari pendonor lokal.
Salah seorang pendonor, Gregorius Aldi, telah menjadi pendonor rutin selama satu tahun. Selain menjaga kesehatan tubuhnya, ia rutin mendonorkan darah dengan misi menyelamatkan nyawa sesama.
“Rasanya badan lebih ringan, nyaman, dan lebih segar karena sel darah kita terus diperbarui,” terangnya.
Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Batang secara rutin menyuplai ribuan kantong darah untuk memenuhi kebutuhan di empat kabupaten/kota tetangga: Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kendal, dan Kota Pekalongan. Ketersediaan stok darah ini dipastikan oleh sekitar 20 pendonor rutin setiap harinya.
Petugas UTD PMI Batang, Ahmad, menjelaskan bahwa selain empat wilayah tersebut, ribuan kantong darah juga didistribusikan ke tiga rumah sakit di Batang.
“Alhamdulillah, setiap hari ada 20 pendonor, sehingga setiap bulannya kebutuhan ribuan kantong darah di RSUD Batang, Limpung, dan RS QIM dapat terpenuhi,” ujarnya di UTD PMI Kabupaten Batang, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, Ahmad menjelaskan bahwa hampir seluruh golongan darah didistribusikan ke sejumlah rumah sakit maupun UTD PMI di wilayah lain. Namun, jenis trombosit sering kali mengalami kekurangan stok karena daya tahannya hanya lima hari. Untuk mengatasi hal ini, kebutuhan trombosit dipenuhi setiap hari dari pendonor lokal.
Salah seorang pendonor, Gregorius Aldi, telah menjadi pendonor rutin selama satu tahun. Selain menjaga kesehatan tubuhnya, ia rutin mendonorkan darah dengan misi menyelamatkan nyawa sesama.
“Rasanya badan lebih ringan, nyaman, dan lebih segar karena sel darah kita terus diperbarui,” terangnya. (Jatengprov / Kabarjateng.id)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.