SEMARANG, Kabarjateng.id – Dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79 yang jatuh pada 1 Juli 2025, Kepolisian Daerah Jawa Tengah menggelar upacara pencucian Pataka “Maneka Tunggal Dharma” sebagai bagian dari tradisi pemurnian nilai-nilai Tribrata.
Kegiatan berlangsung khidmat di Gedung Borobudur, Mapolda Jateng, pada Rabu pagi (18/6/2025) dan dipimpin langsung oleh Kapolda Jateng, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo.

Upacara ini diikuti oleh para pejabat utama serta perwakilan personel dari berbagai satuan kerja. Dengan penuh rasa hormat, seluruh peserta mengikuti jalannya prosesi secara tertib.
Tradisi ini diawali dengan menyanyikan Mars Polri, diikuti penghormatan pasukan kepada inspektur upacara, dan laporan dari komandan upacara.
Puncak dari kegiatan ini adalah prosesi pencucian Pataka “Maneka Tunggal Dharma” oleh Kapolda Jateng.
Prosesi ini bukan sekadar simbolik, melainkan mencerminkan penyucian semangat, moralitas, dan dedikasi anggota Polri terhadap tugas pengabdian kepada bangsa dan negara.
Nama “Maneka Tunggal Dharma” berasal dari bahasa Sansekerta, yang berarti “berbeda-beda dalam satu tujuan mulia”.
Pataka ini melambangkan tekad seluruh anggota Polda Jateng yang berasal dari berbagai fungsi dan latar belakang, namun bersatu dalam pengabdian kepada masyarakat sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan yang profesional dan humanis.
Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menegaskan bahwa pencucian Pataka ini merupakan momen reflektif untuk memperkuat kembali semangat Tribrata.
“Ini bukan sekadar seremonial, tapi momentum spiritual yang membangkitkan semangat pengabdian Polri. Tradisi ini mengingatkan kita akan pentingnya integritas dan keikhlasan dalam menjalankan tugas,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa melalui upacara ini, seluruh personel diharapkan terus meningkatkan kualitas pelayanan, mempererat hubungan emosional dengan masyarakat, serta memperkokoh kepercayaan publik terhadap institusi Polri.
“Dengan semangat Hari Bhayangkara, kami ingin meneguhkan komitmen untuk selalu hadir di tengah masyarakat dengan pendekatan yang lebih empatik, responsif, dan profesional. Ini sejalan dengan tema tahun ini, Polri Untuk Masyarakat,” ujar Artanto.
Kegiatan ini menjadi simbol pemersatu semangat dan nilai luhur Tribrata yang terus dijaga oleh generasi Bhayangkara.
Tradisi ini bukan hanya warisan, melainkan juga pengingat bahwa dedikasi kepada negeri harus senantiasa tumbuh dalam hati dan tindakan setiap anggota Polri. (di)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.