Menu

Mode Gelap
 

Headline · 1 Des 2024 08:52 WIB · Waktu Baca

Pengamat UGM: Gus Yasin Maimoen Membawa Legitimasi Moral yang Sulit Ditandingi


					Pengamat UGM: Gus Yasin Maimoen Membawa Legitimasi Moral yang Sulit Ditandingi Perbesar

YOGYAKARTA, Kabarjateng.id – Kemenangan kubu 02 (Luthfi-Yasin) di Pilgub Jateng tak lepas dari peran Wakilnya Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin), sebagai representasi pesantren dan sosok ayahnya Mbah Maimoen Zubair. Karena Mbah Maimoen, Gus Yasin membawa legitimasi moral dan religius yang sulit tertandingi lawan.

Hal itu dikatakan Muhamad Syakur, S.Sos., M. M. Sc., Pengamat Politik Universitas Gajah Mada (UGM), Sabtu 30 November 2024.

Aktivis sosial dan politik itu menjelaskan, ketokohan Gus Yasin Maimoen lebih karena representasi ayahnya, Mbah Moen, seorang ulama besar yang dihormati di Jawa Tengah, khususnya di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

“Sehingga membentuk jaringan religius dan sosial yang luas melalui pesantren, organisasi keagamaan, dan komunitas yang mengagumi Mbah Moen. Buktinya, baliho kampanye 02 tak lepas dari sosok dan foto Mbah Moen,” imbuhnya.

Berikut petikan wawancara lengkap dengan Muhamad Syakur, soal faktor kemenangan paslon 2 Luthfi Yasin, di Pilgub Jateng :

Tanggapan terhadap Pilkada Jawa Tengah yang dimenangkan Luthfi-Yasin ?

Pilkada Jawa Tengah 2024 mencerminkan dinamika politik yang kompleks. Dimana preferensi masyarakat tidak hanya didasarkan pada program kerja atau pencapaian kandidat, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh variabel-variabel sosial, budaya, dan religius.

Ketokohan lokal, terutama figur dengan basis keagamaan, memainkan peran signifikan dalam memobilisasi dukungan.

Faktor kemenangan 02 lebih pada apa ?

Kemenangan pasangan 02, Ahmad Luthfi dan Gus Yasin, bisa dijelaskan melalui beberapa faktor :

1. Ketokohan Gus Yasin sebagai representasi dari Mbah Moen, seorang ulama besar yang dihormati di Jawa Tengah, khususnya di kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Jaringan religius dan sosial yang luas melalui pesantren, organisasi keagamaan, dan komunitas yang mengagumi Mbah Moen.

2. Kombinasi figur Pemimpin Birokrat (Ahmad Luthfi sebagai Kapolda Jateng dan Irjen Kemendag RI) dengan figur religius memberikan daya tarik ganda (Gus Yasin), mencakup basis pemilih pragmatis dan ideologis.

3. Strategi kampanye yang fokus pada pendekatan kultural-religius berhasil menyentuh hati pemilih di kantong-kantong tradisional Jawa Tengah.

Siapa yang lebih dikenal: Ahmad Luthfi atau Gus Yasin ?

Secara umum, Ahmad Luthfi lebih dikenal di kalangan birokrasi, aparat keamanan, dan pemilih rasional perkotaan. Sebaliknya, Gus Yasin lebih dikenal di kalangan masyarakat berbasis keagamaan, terutama NU, yang menjadi mayoritas di Jawa Tengah. Namun, Gus Yasin memiliki daya tarik emosional yang lebih kuat karena posisinya sebagai putra Mbah Moen.

Pengaruh suara Gus Yasin sebagai putra Mbah Moen sejauh mana ?

Pengaruh suara Gus Yasin sangat signifikan. Sebagai putra Mbah Moen, ia membawa legitimasi moral dan religius yang sulit ditandingi.

Hal ini membuatnya menjadi magnet suara di kalangan pesantren, ulama, dan komunitas tradisional, khususnya di daerah Pantura dan pedesaan yang menjadi basis NU.

Apakah kemenangan 02 karena Pak Luthfi dan Gus Yasin atau karena Faktor Lain ?

Kemenangan ini adalah hasil kombinasi keduanya. Ahmad Luthfi memberikan pengalaman kepemimpinan dan kemampuan teknokratik yang meyakinkan pemilih rasional.

Sedangkan Gus Yasin membawa faktor emosional dan legitimasi kultural-religius dari ketokohan Mbah Moen.

Meski demikian, variabel Gus Yasin sebagai simbol ketokohan Mbah Moen lebih dominan dalam memenangkan basis massa yang loyal.

Apa yang harus dilakukan Luthfi-Yasin yang telah dinyatakan menang secara real count KPU ?

Setelah kemenangan dinyatakan, pasangan 02 harus segera melakukan 4 hal :

1. Menyusun tim transisi yang solid untuk memastikan kelanjutan program pembangunan Jawa Tengah dengan menitikberatkan pada kesejahteraan rakyat.

2. Merangkul semua pihak, termasuk lawan politik, untuk menciptakan pemerintahan yang inklusif dan memperkuat persatuan.

3. Memanfaatkan legitimasi keagamaan dan birokrasi untuk memperkuat komunikasi publik dan konsolidasi ke bawah, agar masyarakat merasa terwakili dan dilibatkan dalam pembangunan daerah.

4. Memastikan program kerja yang sesuai dengan janji kampanye, terutama terkait sektor pendidikan, kesehatan, dan penguatan ekonomi masyarakat. (di)

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Polresta Pati Tangkap Enam Remaja Terkait Video Viral Pembawa Sajam di Sukolilo

8 Juni 2025 - 15:03 WIB

Polda Jateng Luruskan Pernyataan Terkait Ormas, Tegaskan Hanya Oknum yang Terlibat Premanisme

8 Juni 2025 - 08:12 WIB

Iduladha 1446 H, Prajurit Yonif 407/PK Laksanakan Pemotongan Hewan Kurban

7 Juni 2025 - 13:07 WIB

PSI Kota Semarang Salurkan 300 Paket Daging Kurban pada Hari Raya Idul Adha 1446 H

7 Juni 2025 - 07:51 WIB

Libur Panjang Iduladha 1446 H, Jumlah Penumpang KAI Melonjak 

7 Juni 2025 - 07:08 WIB

Trending di Daerah