SEMARANG, Kabarjateng.id – Wali Kota Semarang, Agustina, terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan apresiasi kepada pegiat pendidikan nonformal dan layanan masyarakat.
Sebagai bentuk dukungan nyata, sebanyak 6.572 penerima manfaat menerima bisyaroh sebagai penghargaan atas dedikasi mereka dalam pelayanan kepada masyarakat.

Penerima bisyaroh tahun ini terdiri dari 531 marbot masjid, 1.000 anggota FKDT, 250 guru Sekolah Minggu, 600 relawan P2JS, 3.000 tenaga pengajar TPQ, 1.080 pengelola pos PAUD, 100 pengurus HIMPAUDI, serta 11 pemuka agama dari berbagai latar belakang, termasuk pinandhita.
Penyerahan bantuan ini berlangsung dalam kegiatan buka puasa bersama komunitas penyandang disabilitas di Rumah Dinas Wali Kota Semarang pada Rabu (26/3).
“Ini merupakan bagian dari janji kami untuk memberikan apresiasi kepada warga istimewa Kota Semarang yang telah berkontribusi bagi masyarakat tanpa memiliki status sebagai pegawai pemerintah. Saat ini, kami baru dapat menyalurkan sebagian sesuai anggaran murni 2025, namun pada perubahan anggaran berikutnya, kami akan memastikan seluruh pegiat LPQ, marbot, dan guru madin yang terdaftar menerima bisyaroh,” ujar Agustina.
Kebijakan ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Kota Semarang dalam mendukung para tenaga pendidik dan pelayan masyarakat yang berperan dalam menjaga pendidikan serta nilai-nilai sosial di lingkungannya.
Pada tahun 2025, besaran bisyaroh yang disalurkan bervariasi, yakni Rp 500.000 per bulan untuk guru TPQ, madin, dan Sekolah Minggu; Rp 1.000.000 per bulan untuk modin; serta Rp 300.000 per bulan bagi marbot, pengelola pos PAUD, pengurus HIMPAUDI, dan pinandhita.
Dengan meningkatnya jumlah penerima manfaat tahun ini, Pemerintah Kota Semarang berkomitmen untuk memperluas program ini agar semakin banyak pegiat masyarakat yang mendapat apresiasi atas kontribusinya.
Selain menyalurkan bisyaroh, Agustina juga menegaskan pentingnya penguatan pendidikan anak usia dini.
Sebagai Bunda PAUD Kota Semarang, ia menekankan pentingnya investasi dalam pengembangan sumber daya manusia sejak dini.
“Saya telah meminta TAPD dan dinas terkait untuk mengalokasikan anggaran perubahan bagi program PAUD agar anak-anak bisa mengenal Kota Semarang dan Indonesia dengan lebih baik,” ungkapnya.
Di sisi lain, Pemerintah Kota Semarang juga tengah mengupayakan pembangunan rumah inspirasi bagi penyandang disabilitas di setiap kecamatan.
Pada tahun 2025, pembangunan akan dimulai di tiga kecamatan, yakni Mijen, Semarang Barat, dan Pedurungan. Proyek ini akan diperluas secara bertahap ke seluruh 16 kecamatan hingga tahun 2029. (day)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.