SEMARANG, Kabarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menjalin kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta sejumlah mitra strategis untuk memperkuat ketahanan pangan berkelanjutan.
Program ini menggandeng berbagai pihak, termasuk Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Gadjah Mada (UGM), Garuda Food, Lembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang, serta kelompok tani dan petani milenial.

Fokus utama program ini adalah pengembangan Kawasan Manajemen Pangan yang berpusat di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Mijen.
Dengan memanfaatkan teknologi pertanian modern, program ini bertujuan meningkatkan produksi pangan berkualitas tinggi secara efisien dan ramah lingkungan.
Beberapa komoditas unggulan yang akan dibudidayakan mencakup bawang merah, cabai, jagung, padi, dan kacang tanah.
Selain meningkatkan hasil pertanian, program ini juga memperkenalkan metode budidaya berkelanjutan yang menjaga keseimbangan ekosistem.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.
“Kami ingin memastikan ketahanan pangan di Kota Semarang tidak hanya mencukupi kebutuhan warga, tetapi juga mendukung pertanian yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan,” ujarnya.
Di kawasan BPP Mijen, pendekatan Integrated Farming System (IFS) akan diterapkan untuk mengintegrasikan berbagai komoditas dalam satu ekosistem yang lebih efisien.
Model pertanian ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mengedepankan prinsip-prinsip kearifan lokal dalam pengelolaannya.
Selain itu, program ini mengedepankan sejumlah inovasi, di antaranya:
- Varietas Padi Gamagora – Padi unggulan yang memiliki masa tanam 107 hari dengan potensi hasil panen hingga 12 ton per hektare.
- Teknologi Pupuk Organik – Dikembangkan oleh BRIN dan UNDIP, pupuk ini mengurangi ketergantungan pada bahan kimia, menekan biaya produksi, serta memperbaiki kualitas tanah.
- Integrated Farming System (IFS) – Model pertanian terpadu yang mengoptimalkan hasil panen dengan pendekatan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
- Big Data Pertanian – Pemanfaatan teknologi data untuk perencanaan dan pengelolaan sektor pangan yang lebih efektif dan presisi.
Mitra industri seperti Garuda Food turut berperan dalam memastikan keberlanjutan program ini dengan berkomitmen menyerap hasil panen petani, terutama komoditas kacang tanah.
Hal ini bertujuan menciptakan pasar yang stabil dan meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
Melalui kerja sama ini, Pemkot Semarang berharap dapat menciptakan model pertanian berkelanjutan yang dapat menjadi contoh bagi daerah lain.
“Program ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan lokal, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional yang lebih berkelanjutan,” pungkas Wali Kota. (day)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.