SEMARANG, Kabarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus memperkuat langkah dalam pencegahan stunting melalui kolaborasi dengan akademisi dan masyarakat.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mbak Ita, menekankan pentingnya kerja sama berbagai pihak guna mewujudkan generasi sehat menuju Indonesia Emas 2045.

“Saya sangat mengapresiasi inisiatif yang digagas oleh Pak Mahmud Nurwindu dan LPPM Undip. Mijen memiliki peran strategis dalam ketahanan pangan Kota Semarang. Program ini tidak hanya sekadar kegiatan makan bersama, tetapi juga bagian dari upaya memastikan tumbuh kembang anak secara optimal,” ujar Mbak Ita dalam kegiatan Week Care: Uji Coba Makan Bersama Balita untuk Pencegahan Stunting di Balai Kelurahan Mijen, Sabtu (1/2).
Ia menambahkan bahwa Pemkot Semarang akan terus mendukung program ini agar lebih sering dilaksanakan dan menjangkau lebih banyak balita yang membutuhkan.
“Kami berupaya agar kegiatan ini bisa berlangsung hingga tiga kali dalam seminggu. Dengan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk Rumah Sakit Mijen yang memiliki spesialisasi dalam penanganan stunting, kami optimis program ini dapat memberikan manfaat yang lebih luas,” tambahnya.
Program ini digagas oleh Mahmud Nurwindu dan melibatkan berbagai elemen, seperti kader PKK, FKK, Posyandu, akademisi dari LPPM Universitas Diponegoro (Undip), serta perangkat kelurahan dan kecamatan.
Dalam kegiatan ini, para ibu hamil dan ibu balita mendapatkan edukasi mengenai pola makan sehat, cara memasak makanan bergizi, serta sesi makan bersama yang diikuti oleh 20 balita.
Mahmud Nurwindu menegaskan bahwa pencegahan stunting harus dilakukan secara berkelanjutan agar angka kasus tidak terus meningkat.
“Penanganan stunting harus dimulai dari pencegahan. Karena itu, kami melibatkan ibu hamil, ahli gizi dari LPPM Undip, dan para ibu dengan anak balita. Kami memberikan edukasi mengenai makanan bergizi, praktik memasak, serta membagikannya kepada anak-anak. Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa anak-anak lebih bersemangat saat makan bersama,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa program ini akan terus dievaluasi dan berpotensi diperluas hingga tingkat kecamatan, dengan melibatkan Dinas Kesehatan serta Rumah Sakit Mijen agar dampaknya semakin besar.
Senada dengan hal tersebut, Ketua LPPM Universitas Diponegoro, Prof. Suherman, menyampaikan bahwa program ini sejalan dengan visi Undip dalam ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.
“Upaya pencegahan stunting sangat relevan dengan program yang telah dijalankan Pak Mahmud. Kami dari LPPM Undip mendukung penuh kolaborasi ini agar dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Pemkot Semarang berharap program ini dapat diperluas dan menjadi model bagi daerah lain dalam menangani stunting secara terpadu.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat, diharapkan upaya ini membawa dampak positif bagi kesejahteraan anak-anak di Kota Semarang. (day)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.