SEMARANG, Kabarjateng.id – Pemerintah Kota Semarang terus berupaya mengembalikan semangat kehidupan di kawasan Pecinan, khususnya melalui rencana reaktivasi Pasar Semawis yang sempat terhenti akibat pandemi.
Pada Jumat (11/7) sore, Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, mewakili Wali Kota Agustina, turun langsung meninjau kawasan Gang Warung, Kranggan, bersama jajaran OPD terkait.

Peninjauan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Wali Kota Agustina dan komunitas pengelola Semawis, yakni Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis).
Tujuan dari kunjungan ini adalah melihat langsung kondisi lapangan serta menghimpun aspirasi masyarakat dan pelaku budaya setempat terkait rencana pembukaan kembali Pasar Semawis.
Iswar menjelaskan bahwa reaktivasi Kampung Semawis sejalan dengan visi Kota Semarang sebagai kota yang terbuka, inklusif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman.
Ia menyebut kawasan Pecinan memiliki nilai historis dan budaya yang tidak ternilai, sehingga revitalisasi yang dilakukan harus tetap mengedepankan pelestarian.
“Reaktivasi ini bukan semata-mata soal membangkitkan pariwisata, tapi juga tentang bagaimana kita menjaga warisan budaya yang telah lama menjadi bagian dari identitas Kota Semarang,” kata Iswar.
Ia menambahkan bahwa setiap elemen di kawasan tersebut, mulai dari lampu jalan, tempat sampah, hingga jenis material trotoar, harus ditata dengan tetap mempertahankan nuansa asli Kampung Pecinan.
Pemkot Semarang, kata dia, akan mengupayakan agar pembangunan dan penataan tidak menghapus karakter khas yang sudah terbentuk sejak lama.
Pasar Semawis sebelumnya dikenal sebagai sentra kuliner malam dan destinasi wisata budaya yang ramai dikunjungi, terutama pada akhir pekan.
Sejak pandemi melanda, aktivitas pasar malam ini terhenti dan belum sepenuhnya berjalan kembali.
Kini, dengan antusiasme warga dan dukungan dari pemerintah, harapan untuk menghidupkan kembali kawasan ini mulai terbuka lebar.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah tokoh masyarakat dan pemerhati heritage turut memberikan masukan mengenai aspek pelestarian budaya.
Pemerintah Kota Semarang pun berkomitmen menindaklanjuti setiap masukan tersebut melalui kerja sama lintas sektor.
“Kami ingin kawasan ini kembali menjadi ruang publik yang hidup, bukan hanya untuk aktivitas ekonomi malam hari, tapi juga sebagai pusat interaksi sosial yang bisa dinikmati oleh seluruh warga,” pungkas Iswar.
Dengan dukungan masyarakat, komunitas, dan pemerintah, Kampung Semawis diharapkan kembali menjadi simbol keberagaman budaya dan semangat kebersamaan Kota Semarang. (day)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.