SEMARANG, Kabarjateng.id – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menyatakan dukungannya terhadap program Sekolah Rakyat yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui akses pendidikan yang lebih luas bagi kelompok kurang mampu.

Pernyataan tersebut disampaikan Gus Yasin saat menerima audiensi dari Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Jawa Tengah, Drs. Imam Maskur, M.Si, serta Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, di ruang kerjanya pada Kamis, 13 Februari 2025.
Menurutnya, program ini menjadi langkah penting dalam upaya pengentasan kemiskinan.
“Saya mendukung karena program ini dirancang untuk membantu masyarakat kurang mampu,” ujar Gus Yasin.
Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono juga telah mengadakan pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah guna membahas implementasi program Sekolah Rakyat di wilayah tersebut.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menambahkan bahwa secara teknis, baik pembangunan maupun pengadaan tenaga pendidik akan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah pusat.
Fokus utama program ini adalah daerah dengan tingkat kemiskinan ekstrem.
“Nantinya, seluruh kebijakan berasal dari pusat. Kita akan menunggu sosialisasi lebih lanjut. Yang jelas, sasaran utama program ini adalah masyarakat miskin ekstrem,” jelasnya.
Di sisi lain, Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan inisiatif Presiden Prabowo untuk memutus rantai kemiskinan melalui jalur pendidikan. Program ini juga sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.
“Ini adalah upaya untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat miskin agar bisa bangkit dan berkontribusi bagi masa depan Indonesia. Pendidikan berkelanjutan menjadi kunci utama dalam mengatasi kemiskinan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Mensos menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat akan beroperasi dengan sistem asrama dan memberikan fasilitas pendidikan gratis mulai dari jenjang SD hingga SMA.
Kurikulum yang diterapkan akan menggabungkan kurikulum nasional dengan potensi lokal di masing-masing daerah.
“Program ini diprioritaskan bagi masyarakat sekitar lokasi sekolah, terutama mereka yang masuk dalam kategori ekonomi lemah. Jika belum mencukupi, maka akan diperluas ke kelompok lain secara bertahap. Di Jawa Tengah sendiri, ada empat titik awal yang akan dijadikan percontohan, yakni di Temanggung, Pati, Magelang, dan Solo. Harapannya, program ini bisa dimulai pada tahun ajaran 2025/2026, dan ke depan, setiap kabupaten/kota dapat memiliki satu Sekolah Rakyat,” pungkasnya. (di)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.