SEMARANG, Kabarjateng.id – Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo di Kawasan Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Kota Semarang akan direnovasi. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menyatakan bahwa renovasi ini bertujuan untuk memfasilitasi para pelaku kesenian.
Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang akrab disapa Mbak Ita mengaku telah menginstruksikan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang untuk menganggarkan biaya renovasi. Mbak Ita berharap perbaikan gedung bisa diselesaikan tahun 2024 ini.

“Saya minta Disbudpar menganggarkan renovasi gedung Ki Narto Sabdo karena gedung ini memiliki nilai sejarah yang luar biasa. Jangan sampai kita memiliki gedung modern tetapi gedung bersejarah tidak dimanfaatkan,” ujar Wali Kota Semarang saat menghadiri Perayaan Hari Ulang Tahun ke-87 Wayang Orang Ngesti Pandowo Semarang di Taman Budaya Raden Saleh, Jalan Sriwijaya, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Sabtu (13/7/2024) malam.
Hevearita Gunaryanti Rahayu juga menambahkan bahwa renovasi ini adalah upaya melestarikan budaya, terutama mengingat banyaknya pemuda yang masih tertarik dengan seni dan budaya di Ibu kota Jawa Tengah ini.
“Kita sebagai penerus Kota Semarang harus melestarikan budaya. Ini sangat luar biasa di tengah tren-tren modern, Wayang Orang Ngesti Pandowo masih bisa eksis dan banyak penontonnya, termasuk banyak anak muda dan milenial,” jelas Mbak Ita.
Selain perbaikan gedung, Mbak Ita juga meminta agar kawasan Taman Budaya Raden Saleh dipercantik. Dia berharap upaya ini dapat mendukung kegiatan kesenian sekaligus menarik wisatawan, sehingga perekonomian Kota Semarang meningkat.
Kepala Disbudpar Kota Semarang, Wing Wiyarso, mengakui bahwa Gedung Kesenian Ki Narto Sabdo adalah warisan budaya yang harus dijaga.
Sesuai arahan Wali Kota Semarang, pihaknya berkomitmen menjaga dan merawat gedung ini, terutama setelah peninjauan dari Kemendikbudristek.
Dalam anggaran perubahan APBD 2024, telah dianggarkan sekitar Rp 500 juta untuk perbaikan gedung. Selain itu, penataan ulang halaman depan juga akan dilakukan dengan anggaran Rp 250 juta.
“Insya Allah, Desember harus selesai karena ada kegiatan rutin malam Minggu. Kami berharap kegiatan seni wayang orang di TBRS tetap berlanjut meski ada penataan,” tambahnya. (day)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.