SEMARANG, Kabarjateng.id – Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Semarang menyatakan keberatan terkait pengambilalihan kepengurusan (caretaker) Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor Jawa Tengah.
Menurut mereka, alasan tidak menjalankan kewajiban organisasi yang digunakan sebagai dasar pengambilalihan tidaklah tepat karena proses Konferensi Wilayah (Konferwil) sudah berjalan sebagaimana mestinya.

“Pengambilalihan kepengurusan PW GP Ansor Jawa Tengah tidak masuk akal karena panitia Konferwil sudah terbentuk, yang menandakan proses Konferwil sedang berjalan,” ujar Ketua PC GP Ansor Kota Semarang, Abdur Rahman, dalam pernyataan persnya, Sabtu (7/9/2024) malam.
Keputusan pengambilalihan ini tertuang dalam surat bernomor 1079/PP/SK-01/IX/2024 tentang pengesahan tim caretaker PW GP Ansor Jawa Tengah yang ditandatangani oleh Ketua Umum PP GP Ansor, H. Adin Jauharudin, dan Sekretaris Jenderal H. A. Rifqi Al Mubarok, tertanggal 6 September 2024.
Surat tersebut menyebut bahwa ketidakpatuhan terhadap kewajiban kepengurusan pimpinan wilayah sesuai aturan organisasi menjadi salah satu alasan pengambilalihan.
Selain itu, juga disebut adanya pengunduran diri Ketua Panitia Pelaksana Konferwil Jawa Tengah, yang dianggap menyebabkan pelaksanaan konferensi terhambat.
Namun, Abdur Rahman menilai alasan pengunduran diri Ketua Panitia tidak bisa dijadikan dasar pengambilalihan, mengingat sudah ada penggantinya.
“Ketua panitia mundur setelah Pra Konferwil karena mencalonkan diri sebagai Ketua PW GP Ansor Jateng. Jadi, pengambilalihan ini tidak relevan,” tegasnya.
Abdur Rahman juga menambahkan bahwa Pra Konferwil yang telah berjalan menunjukkan kesiapan kader-kader Ansor dalam melanjutkan proses konferensi yang akan membahas kebijakan-kebijakan penting bagi GP Ansor Jawa Tengah.
“Materi-materi Konferwil sudah dibahas, tinggal pengesahan. Seharusnya konferensi hanya menunggu tanggal pelaksanaan, bukan malah diambil alih,” ujarnya.
Selain itu, ia mencurigai adanya motif politis di balik pengambilalihan ini. Menurutnya, ada indikasi bahwa pengambilalihan ini dimaksudkan untuk memuluskan salah satu calon dan menghalangi calon lain yang didukung mayoritas Pimpinan Anak Cabang (PAC) di Jawa Tengah, yaitu Gus Shidqon Prabowo.
“Mayoritas PAC di Jawa Tengah telah menyatakan dukungannya kepada Gus Shidqon, dan semua bakal calon sudah mendaftarkan diri,” katanya.
Abdur Rahman juga menilai pengambilalihan ini tidak efektif karena tujuan utama dari caretaker seharusnya adalah untuk membentuk panitia Konferwil, yang mana panitia sudah terbentuk dan siap. Oleh karena itu, ia berharap Konferwil tetap berjalan sesuai rencana.
“Sekarang yang terpenting adalah Konferwil. Jika panitia sudah siap, kenapa harus ada caretaker? Ini sangat tidak efektif,” tandasnya.
Di akhir pernyataannya, Abdur Rahman meminta agar PP GP Ansor lebih fokus pada penataan organisasi dan pembinaan kader, serta menghindari penggunaan organisasi untuk kepentingan tertentu.
“Keputusan caretaker ini jangan sampai didorong oleh kepentingan tertentu yang merugikan banyak pihak. Biarkan Ansor berjalan sesuai aturan dan fokus mendukung program dari pusat,” tutupnya. (arh)
1 Komentar