SEMARANG, Kabarjateng.id – Komunitas seni sebaiknya terdaftar di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) setempat. Dengan terdaftar di lembaga tersebut, komunitas seni memiliki peluang untuk mendapatkan bantuan hibah dari APBD serta kesempatan untuk bersinergi dengan beberapa organisasi perangkat daerah terkait.
Hal ini dikemukakan oleh Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah, Gunoto Saparie, saat memberikan sambutan pada peresmian Komunitas Pinggir Jurang di Blok T Nomor 14, Perumahan Bumi Manyaran Permai, Sadeng, Gunungpati, Semarang, Sabtu, 22 Juni 2024.

Komunitas yang dipimpin oleh Basuki ini merayakan peresmian dengan even Art Simetris, yang diisi dengan pameran lukisan, pementasan wayang suket, monolog, baca puisi, baca geguritan, dan musik. Di sekitar lokasi acara juga terdapat sejumlah stan kuliner tradisional.
Menurut Gunoto, banyak seniman sering enggan mengurus persyaratan pendaftaran komunitas mereka ke Badan Kesbangpol, seperti mengurus akta notaris dan surat keterangan domisili organisasi. Padahal, legalitas ini sangat penting untuk melakukan kerja sama dengan lembaga pemerintah maupun swasta.
“Lembaga pemerintah dan swasta sering mensyaratkan adanya surat keterangan terdaftar (SKT) di Badan Kesbangpol. Sejumlah perusahaan memiliki program tanggung jawab sosial atau CSR yang memerlukan legalitas dari organisasi atau komunitas seni budaya,” ujar Ketua Umum Satupena Jawa Tengah ini.
Gunoto juga mengingatkan tentang pentingnya kaderisasi dalam komunitas seni. Tanpa kaderisasi, jika ketua komunitas meninggal dunia, tidak lagi aktif, atau pindah ke luar kota, program dan kegiatan organisasi bisa berhenti.
Lurah Sadeng, Puguh Priyambodo SE MSi, merasa gembira dan mendukung berdirinya Komunitas Seni Pinggir Jurang di Bukit Manyaran Permai. Dia berharap komunitas seni ini dapat menjadi wadah kegiatan yang positif bagi warga kompleks perumahan tersebut.
“Saya terkejut ternyata lokasi peresmian Komunitas Seni Pinggir Jurang ini benar-benar di tepi jurang. Sebelumnya saya mengira kata jurang itu kiasan, ternyata benar-benar nyata,” ujarnya seraya menambahkan bahwa ia berasal dari keluarga seniman, karena ayah dan saudara-saudaranya aktif berkarya seni, baik di pewayangan maupun seni rupa.
Ketua Komunitas Pinggir Jurang, Basuki, mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kerja sama semua pihak sehingga peresmian komunitas ini dapat terselenggara. Dia berharap langkah kecil yang dimulai ini bisa menjadi langkah besar di masa mendatang.
Menurut Basuki, pagelaran Art Simetris ini menjadi sarana bagi seniman dan komunitas untuk berkumpul, berkolaborasi, dan menyajikan karya-karya mereka kepada masyarakat. Selain mendorong kreativitas dan inovasi di kalangan seniman, acara ini juga bertujuan untuk meningkatkan apresiasi seni di kalangan generasi muda.
“Puji syukur, even ini mendapat dukungan dari Teater SS, Komunitas Seni Rupa Universitas Negeri Semarang, Komunitas Seniman Kampung Jatiwayang, Komunitas Seniman Semarang, dan warga Kompleks Perumahan Bukit Manyaran Permai,” tandasnya.
Hadir dalam peresmian Komunitas Pinggir Jurang, selain Lurah Sadeng, juga beberapa staf kelurahan, Babinsa (Bintara Pembina Desa), Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), para seniman seperti Ratno dan Bayu, serta tokoh masyarakat seperti Winarno, Agus, dan lainnya. (Dhany / Kabarjateng.id)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.