JAKARTA, Kabarjateng.id – Kombinasi antara Agus Suparmanto dan Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin disebut-sebut sebagai pasangan strategis yang mampu membawa Partai Persatuan Pembangunan (PPP) keluar dari keterpurukan.
Agus baru saja mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Umum PPP periode 2025–2030, sementara Gus Yasin dipandang sebagai figur kuat untuk mengisi posisi Sekretaris Jenderal.

Menurut analis komunikasi politik sekaligus pendiri lembaga survei KedaiKOPI, Hendri Satrio, PPP membutuhkan sosok “tokoh” sekaligus “penggerak” agar partai mampu kembali mendapatkan tempat di hati pemilih.
Dalam pandangannya, Gus Yasin merupakan representasi tokoh religius yang menjadi rujukan kader maupun basis pemilih PPP.
Sebaliknya, Agus dianggap sebagai figur pengusaha yang memiliki kemampuan menggerakkan mesin partai dengan sumber daya yang dimilikinya.
“Gus Yasin adalah tokoh yang punya pengaruh besar di kalangan santri. Sedangkan Agus, dengan latar belakang pengusaha, bisa berperan sebagai penggerak partai. Kombinasi ini menarik karena keduanya saling melengkapi,” ujar Hendri, Jumat (26/9/2025) malam.
Ia menambahkan, peran Gus Yasin sangat signifikan lantaran mampu merekatkan kepemimpinan Agus Suparmanto dengan basis massa partai di akar rumput.
Namun Hendri mengingatkan, pendukung keduanya tetap harus realistis.
Untuk mewujudkan duet tersebut, Agus dan Gus Yasin terlebih dahulu harus memenangkan pertarungan di Muktamar X PPP yang digelar pada 27–29 September 2025.
Hendri menilai lawan terberat duet ini adalah Pelaksana Tugas Ketua Umum PPP, Muhamad Mardiono.
Sebagai pejabat yang saat ini memimpin partai, Mardiono memiliki keunggulan struktural. Akan tetapi, ia juga dibayangi catatan buruk, yakni kegagalan PPP meloloskan wakilnya ke Senayan pada Pemilu Legislatif 2024 lalu.
“Pertarungan di Muktamar kali ini sebenarnya akan mempertemukan Mardiono dengan kekuatan akar rumput PPP,” jelas Hendri.
Meski demikian, peluang Agus Suparmanto untuk unggul tetap terbuka lebar. Selain dukungan dari Gus Yasin, ia juga mendapat restu dari mantan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa serta Romahurmuziy.
Dukungan tokoh-tokoh tersebut, menurut Hendri, bisa memperkuat posisi Agus menjelang Muktamar, walaupun dinamika politik di arena muktamar kerap berubah dengan cepat.
Hendri juga menyoroti pidato Romahurmuziy saat deklarasi dukungan terhadap Agus Suparmanto.
Menurutnya, pernyataan blak-blakan Rommy—sapaan akrab Romahurmuziy—menjadi strategi yang tepat agar tidak ada isu negatif yang sengaja dimunculkan ketika muktamar berlangsung.
“Rommy secara terbuka menyatakan siap menerima risiko, bahkan dituduh macam-macam, asalkan PPP bisa kembali bangkit dan lolos ke Senayan. Itu pernyataan yang keras, tapi justru menunjukkan keseriusannya,” pungkas Hendri. (di)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.