SEMARANG, Kabarjateng.id – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meresmikan Program Rengganis Pintar (Revitalisasi Green Industry sebagai Strategi Peningkatan Ekspor) dalam ajang Jawa Tengah Green Industry 2025 yang digelar di North Ballroom, Gumaya Tower Hotel, Kamis (18/9/2025).
Program ini merupakan hasil kolaborasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah bersama Institute for Essential Service Reform (IESR).

Kehadirannya diharapkan mampu memperkuat daya saing industri sekaligus mendorong penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan.
Kepala Disperindag Jateng, Juli Emilia, menjelaskan bahwa Rengganis Pintar memiliki sejumlah keluaran strategis.
Di antaranya pembentukan Forum Industri Hijau Daerah, penerapan indeks hijau untuk mengukur kesiapan industri kecil dan menengah (IKM) dalam bertransformasi menuju industri ramah lingkungan, penyediaan Klinik Konsultasi Hijau, serta edukasi generasi muda melalui proyek percontohan di sekolah.
“Jawa Tengah menjadi provinsi pertama yang memiliki indeks hijau sebagai instrumen pengukuran kesiapan IKM menuju industri hijau. Ini nantinya akan kami sampaikan kepada Menteri agar bisa dijadikan proyek percontohan nasional,” ungkap Juli.
Selain itu, Disperindag juga meluncurkan Klinik Konsultasi Hijau yang dapat diakses secara daring maupun luring.
Untuk sektor pendidikan, program ini melibatkan Dinas Pendidikan Jateng dengan menghadirkan proyek percontohan di 26 SMA/SMK sebagai bagian dari penguatan karakter peduli lingkungan.
Momentum ini turut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Disperindag Jateng, IESR, Fakultas Teknik Undip, Fakultas Teknik UNS, dan KITB terkait pendampingan transformasi industri hijau melalui Industrial Assessment Center (IAC).
Prosesi penandatanganan disaksikan langsung oleh Gubernur Ahmad Luthfi dan Kepala BSKJI Kemenperin RI.
“Acara ini mengangkat konsep three zero: zero emission, zero waste, dan zero APBD. Seluruh rangkaian kegiatan didukung penuh oleh mitra, sehingga tidak menggunakan dana APBD,” jelas Juli.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan bahwa arah pembangunan Jawa Tengah sejalan dengan strategi nasional menuju ekonomi hijau.
“Peluncuran Rengganis Pintar ini selaras dengan arahan Presiden bahwa ekonomi hijau akan menjadi pondasi pembangunan ke depan. Jawa Tengah punya modal besar untuk mewujudkannya,” kata Luthfi.
Ia mencontohkan langkah konkret yang telah berjalan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Batang yang kini menjadi salah satu terbesar di Asia Tenggara, serta pembangunan pembangkit serupa di Kendal.
Menurutnya, potensi energi terbarukan lain di Jawa Tengah masih sangat melimpah.
“Semua ini bukan sekadar wacana, tapi langkah nyata untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai pusat industri hijau nasional, sekaligus meninggalkan warisan positif bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Luthfi menambahkan bahwa Pemprov Jateng juga menyiapkan skema insentif pajak untuk industri yang berinvestasi di sektor hijau. Kebijakan tersebut telah diatur dalam Perda No. 12/2022 beserta peraturan turunannya.
“Insentif ini kami berikan agar pelaku usaha berani melakukan transformasi. Dengan begitu, daya saing industri Jawa Tengah di pasar global tetap terjaga sekaligus mendukung target Indonesia dalam transisi energi hijau,” tegasnya. (ra)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.