Menu

Mode Gelap
 

Headline · 8 Agu 2025 06:23 WIB · Waktu Baca

Jaga Ketahanan Pangan, Gubernur Jateng Minta Zona Hijau Tidak Diubah Jadi Kawasan Industri


					Jaga Ketahanan Pangan, Gubernur Jateng Minta Zona Hijau Tidak Diubah Jadi Kawasan Industri Perbesar

PURWOREJO, Kabarjateng.id – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan komitmennya untuk mempertahankan zona hijau dan lahan pertanian produktif di wilayahnya.

Dalam acara Pencanangan Gerakan Masyarakat Pemasangan Tanda Batas (Gemapatas) 2025 di Kabupaten Purworejo pada Kamis (7/8/2025), Luthfi menyampaikan harapannya kepada Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) agar lahan hijau di Jawa Tengah tetap terlindungi dari alih fungsi.

Menurutnya, dari total luas wilayah Jawa Tengah yang mencapai sekitar 3,5 juta hektare, sekitar 1,5 juta hektare merupakan zona hijau yang sangat penting untuk keberlanjutan pertanian.

Ia meminta agar kawasan tersebut tidak diubah menjadi zona pembangunan demi menjaga kedaulatan pangan nasional.

“Kami ingin lahan-lahan produktif ini tetap menjadi penyangga ketahanan pangan nasional. Jika zona hijau beralih fungsi, maka masa depan pangan kita akan terancam,” tegas Luthfi.

Ia juga menambahkan bahwa pada tahun 2024, Jawa Tengah memberikan kontribusi besar terhadap produksi pangan nasional dengan menyumbang 18,8 persen dari total produksi.

Provinsi ini bahkan menjadi salah satu tulang punggung dalam mewujudkan swasembada pangan di tingkat nasional.

“Harapan kami, Jawa Tengah bisa terus dikenal sebagai daerah ijo royo-royo, wilayah subur yang terus memberi manfaat nyata bagi ketahanan pangan Indonesia,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid, turut mengapresiasi kinerja Jawa Tengah dalam menjaga keberadaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

Berdasarkan data kementeriannya, sebanyak 91 persen LP2B di Jawa Tengah masih aman dari alih fungsi lahan, angka yang melampaui target nasional sebesar 87 persen.

“Ini luar biasa. Jateng bukan hanya melampaui target nasional, tetapi juga menjadi contoh bagaimana perlindungan lahan bisa dijalankan secara efektif,” ungkap Nusron.

Ia menegaskan bahwa tingkat alih fungsi lahan pertanian di Jawa Tengah tergolong paling rendah di Indonesia.

Banyak provinsi lain sudah masuk kategori rawan, namun Jawa Tengah tetap konsisten menjaga kawasan pertaniannya tetap lestari. (ar)

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Pelabuhan Multipurpose Batang Siap Beroperasi, Gubernur Ahmad Luthfi: Percepat dan Efisienkan Logistik KITB

8 Agustus 2025 - 11:08 WIB

Bupati Kendal Salurkan Bantuan Pangan untuk Warga Desa Ngawensari

8 Agustus 2025 - 08:56 WIB

Polres Tegal Bagikan Bendera Merah Putih kepada Pengguna Jalan dalam Rangka HUT RI ke-80

8 Agustus 2025 - 06:51 WIB

Program “Rabu Pon” Diterima Positif Warga Banjarnegara, Dukung Ketahanan Pangan dan Cegah Longsor

8 Agustus 2025 - 06:19 WIB

Dekranasda Jateng Dorong Produk Busana Lokal Tembus Pasar Internasional Lewat Jogja Fashion Week

8 Agustus 2025 - 06:12 WIB

Trending di Daerah